Design your own products at CafePress.com!     
   

Kamis

Cinta Dan Waktu



Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda
abstrak: ada Cinta. Kesedihan. Kekayaan. Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut
tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau
cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan
sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu, la berdiri di tepi
pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik
membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu."Kekayaan!
Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan,
"perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat
membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat
lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kakayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih
sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
"Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu
gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar
teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin
panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku
bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak
bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini."
sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya, la mulai menangis terisak-isak. Saat itu
lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu." kata
Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata
Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. la
merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis
itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta
menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya.
Cepat-cepat Cinta naik keperahu itu , tepat sebelum air
menenggelamkannya.


Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera
menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa
sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata
orang itu. 'Tapi, mengapa ia menyelamatkanku 1? Aku tak mengenalnya.
Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya
Cinta heran. "Sebab," kata orang itu. "hanya Waktu lah yang tahu berapa
nilai sesungguhnya dari Cinta itu ..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar