Design your own products at CafePress.com!     
   

Kamis

Kuatnya Sebongkah Harapan


Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika
sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka
terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah
ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami
pun telah tiada. Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus
berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar.
Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang
istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan
di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih
mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan
senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli. Wahai ibu,
bagaimana kau sedemikian kuat?

"Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia
pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya.
Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan
sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali
kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk
menghadapi dunia".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar